Jumat, 13 Januari 2017

INDAHNYA SILATURAHIM


Sewaktu awal menikah, aku sempat terkaget-kaget...
Kami berdua
terlahir dari latar belakang yang sangat bertolak belakang
Aku
berasal dari keluarga kecil, dengan saudara yang tinggal berjauhan beda kota bahkan pulau
Sedangkan suami
ku delapan bersaudara, dengan kerabat yang tinggal berdekatan bahkan sedesa...
Luar biasa
setelah menikah tiba-tiba aku memiliki buanyak saudara

Tradisi arisan keluarga pun rutin dilakukan
Keluarga inti yg kalo ngumpul
berjumlah empat puluhan 
Belum lagi keluarga besar
atau kami menyebutnya trah, kalo dikumpulin semua mungkin se-RT sendiri karena jumlahnya ratusan
Awalnya aku pernah protes ke suami, buat apa sih ngumpul-ngumpul arisan, terutama yang arisan trah...
Ngumpul
begitu kan acara intinya hanya makan
Ribet,
nggak simpel...
Toh aku juga susah banget menghafal begitu banyak orang, apalagi sering salah sebut hubungan kekerabatan
Aku panggil bulik ternyata simbah, aku panggil mbak ternyata bude...
Aaah salting, bingung, mati gaya pokoknyaa

Tapi suami tetap bergeming, tetap ngajakin anak istrinya kesana sini buat ngumpul
Karena intinya adalah silaturahim
Meluangkan waktu, menghadirkan jasad utk bertemu d
engan saudara, berbincang dan mendengar langsung kabar saudara
Tak hanya sekedar bertukar sapa via bbm, WA, bahkan
medsos.
Keutamaan silaturahim yang banyak itu mungkin tidak langsung terasa
Tapi buatku, dengan berbincang hangat bersama keluarga -terutama keluarga inti- kedekatan itu tidak hanya fisik semata
Hati pun mulai mendekat
Tumbuh rasa simpati, lalu rasa rindu lalu sayang
Y
ang lebih tua makin sayang kepada yang muda, tanpa diminta pun yang muda menghormat kepada yang  lebih tua
Saling berbagi cerita dan dukungan
Saling menasehati
dan tentunya saling mendoakan

Ah entah sejak kapan...aku mulai menikmati semua ini dengan segala kerempongannya
Mengajak krucils dan printilannya y
ang seolah-olah mau pindahan itu tak terlalu menjadi beban 
Kami ingin anak-anak menikmati saat silaturahim mereka d
engan saudaranya
Mungkin awalnya harus dipaksakan, seperti aku dulu
Kenapa repot-repot?
Karena kelak merekalah y
ang akan meneruskan pertalian ini dan insyaAllah merasa seperti yang kami rasakan

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
 “Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)




2 komentar: