Jumat, 17 Maret 2017

LAYU SEBELUM BERKEMBANG



Sumber foto ; https://blogs.babycenter.com/mom_stories/will-giving-your-kid-a-pass-help-them-get-to-sleep-faster/


Miris!
Itulah hal pertama yang kurasakan saat membaca dan menyaksikan berita tentang grup fb yang disinyalir kumpulan dari orang-orang pedofilia. Korban-korbannya adalah anak-anak bahkan balita, dan mereka belum tahu hitam putihnya dunia. Naudzubillahi min dzalik…

Belum lama terdengar berita tentang penculikan anak yang berhembus kencang, sekarang muncul lagi berita yang bikin hati emak-emak kayak saya langsung berdebar nggak karuan.
Kemana larinya rasa aman yang dimiliki oleh anak-anak Indonesia?

Zaman sudah banyak berubah. Duluuu semasa kecil, nggak pernah sekalipun terlintas di benak saya kalau di sekitar saya akan ada penjahat atau penculik yang mengintai. Padahal kalau pulang sekolah seringnya lewat jalanan sepi yang tembus ke sungai. Kanan kiri hanyalah kebun dan sawah.

Aduh, kalau sekarang harus membiarkan anak pergi dan pulang sendiri saja malahan emaknya yang parno duluan. Mendingan telat jemputnya dan nunggu di sekolah, daripada harus pulang sendiri. Karena memang pada kenyataannya banyak “orang sakit” di sekitar kita. Para pelaku pedofilia ini disinyalir juga menjadi korban di masa lalu. Akhirnya saat tumbuh dewasa, korban terjebak di sebuah lingkaran setan tiada henti. Entah karena melampiaskan dendam masa lalunya atau karena dia jejak yang ditinggalkan kepadanya sangat membekas, sehingga alam bawah sadarnya ingin terus mengulang memori masa kecil.

Ah, entahlah, mungkin segala teori psikologis itu benar. Tapi yang penting banget harus dilakukan sekarang adalah memutus mata rantai lingkaran setan tadi. Jangan sampai anak-anak yang menjadi korban saat ini menyimpan trauma, dendam, atau memori yang membuatnya tumbuh dengan membawa luka, lalu mengulanginya lagi di masa mendatang. Untuk korban, harus melewati pendampingan dari sisi psikologis untuk menyembuhkan trauma mendalam. Jelas butuh waktu, tapi harus dilakukan.

Emak-emak seperti saya hanyalah bisa mendukung upaya pemerintah dan aparat terkait untuk menutup semua akses ke arah pornografi. Jangan sampai anak-anak atau remaja yang tadinya hanya iseng-iseng, malahan penasaran ingin mencobanya gegara melihat tayangan vulgar.

Oya, satu lagi… saya juga sering heran kalau banyak orang yang menjadikan hal ini sebagai lelucon. Yeah, just a joke, so whaaat gitu lho? Kalau buat saya, kok nggak pantas ya biarpun sekedar lelucon. Bahkan ada yang sampai membanggakan diri kalau bisa begini begitu dengan anak-anak atau abege. Please deh, demi apa? Biar dianggap wow gitu, atau biar keren? Ah sempit banget pikirannya kalau menganggap orang keren itu yang pinter menggaet abege.


Maafin deh, emak jadi kebawa emosi. Tolonglah sikapi semua ini dengan bijak. Yang perlu banget kita lakukan adalah membentengi anak dengan iman dan pengetahuan. Kenalkan aurat sejak dini, bagian tubuh mana yang nggak boleh disentuh orang sembarangan, cara mengantisipasi orang asing yang PDKT, jalin kedekatan dengan anak agar mereka nyaman bercerita apapun dengan kita. Jangan lupakan juga kekuatan doa dari seorang ibu, semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada anak-anak. Hanya Dia-lah sebaik-baik Pelindung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar