Sumber foto ; https://blogs.babycenter.com/mom_stories/will-giving-your-kid-a-pass-help-them-get-to-sleep-faster/
Miris!
Itulah hal pertama yang kurasakan saat membaca dan
menyaksikan berita tentang grup fb yang disinyalir kumpulan dari orang-orang
pedofilia. Korban-korbannya adalah anak-anak bahkan balita, dan mereka belum
tahu hitam putihnya dunia. Naudzubillahi min dzalik…
Belum lama terdengar berita tentang penculikan anak yang
berhembus kencang, sekarang muncul lagi berita yang bikin hati emak-emak kayak
saya langsung berdebar nggak karuan.
Kemana larinya rasa aman yang dimiliki oleh anak-anak
Indonesia?
Zaman sudah banyak berubah. Duluuu semasa kecil, nggak
pernah sekalipun terlintas di benak saya kalau di sekitar saya akan ada
penjahat atau penculik yang mengintai. Padahal kalau pulang sekolah seringnya
lewat jalanan sepi yang tembus ke sungai. Kanan kiri hanyalah kebun dan sawah.
Aduh, kalau sekarang harus membiarkan anak pergi dan pulang
sendiri saja malahan emaknya yang parno duluan. Mendingan telat jemputnya dan
nunggu di sekolah, daripada harus pulang sendiri. Karena memang pada
kenyataannya banyak “orang sakit” di sekitar kita. Para pelaku pedofilia ini
disinyalir juga menjadi korban di masa lalu. Akhirnya saat tumbuh dewasa, korban
terjebak di sebuah lingkaran setan tiada henti. Entah karena melampiaskan
dendam masa lalunya atau karena dia jejak yang ditinggalkan kepadanya sangat
membekas, sehingga alam bawah sadarnya ingin terus mengulang memori masa kecil.
Ah, entahlah, mungkin segala teori psikologis itu benar. Tapi
yang penting banget harus dilakukan sekarang adalah memutus mata rantai
lingkaran setan tadi. Jangan sampai anak-anak yang menjadi korban saat ini
menyimpan trauma, dendam, atau memori yang membuatnya tumbuh dengan membawa
luka, lalu mengulanginya lagi di masa mendatang. Untuk korban, harus melewati
pendampingan dari sisi psikologis untuk menyembuhkan trauma mendalam. Jelas butuh
waktu, tapi harus dilakukan.
Emak-emak seperti saya hanyalah bisa mendukung upaya
pemerintah dan aparat terkait untuk menutup semua akses ke arah pornografi. Jangan
sampai anak-anak atau remaja yang tadinya hanya iseng-iseng, malahan penasaran
ingin mencobanya gegara melihat tayangan vulgar.
Oya, satu lagi… saya juga sering heran kalau banyak orang
yang menjadikan hal ini sebagai lelucon. Yeah,
just a joke, so whaaat gitu lho? Kalau buat saya, kok nggak pantas ya
biarpun sekedar lelucon. Bahkan ada yang sampai membanggakan diri kalau bisa
begini begitu dengan anak-anak atau abege. Please deh, demi apa? Biar dianggap
wow gitu, atau biar keren? Ah sempit banget pikirannya kalau menganggap orang
keren itu yang pinter menggaet abege.
Maafin deh, emak jadi kebawa emosi. Tolonglah sikapi semua
ini dengan bijak. Yang perlu banget kita lakukan adalah membentengi anak dengan
iman dan pengetahuan. Kenalkan aurat sejak dini, bagian tubuh mana yang nggak
boleh disentuh orang sembarangan, cara mengantisipasi orang asing yang PDKT, jalin
kedekatan dengan anak agar mereka nyaman bercerita apapun dengan kita. Jangan lupakan
juga kekuatan doa dari seorang ibu, semoga Allah senantiasa memberikan
perlindungan kepada anak-anak. Hanya Dia-lah sebaik-baik Pelindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar