Sabtu, 11 Agustus 2018

Resensi Buku 101 Resep Pasti Hamil Sehat dan Bahagia



Judul buku : 9 Bulan Penuh Berkah - 101 Resep Pasti Hamil Sehat dan Bahagia
Penulis: Wulan Mulya Pratiwi dan Dwi Arumantikawati
Penerbit: Scritto Books
Tahun terbit: 2018
Jumlah halaman: 216 halaman
Harga : Rp50.000,00


Setiap peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa bersejarah bagi ibu dan akan selalu terkenang sepanjang masa. Setiap ibu memiliki pengalaman hamil dan melahirkan yang unik, bahkan satu ibu bisa memiliki pengalaman berbeda pada setiap anak.

Namun, hampir semua ibu dan calon ibu menginginkan hal yang sama, yaitu menjalani fase kehamilan dan persalinan secara sehat dan bahagia. Salah satu kunci terbentuknya generasi emas di masa depan dimulai dari masa kehamilan dan tahun-tahun pertama sejak anak dilahirkan.

Buku 101 Resep Pasti Hamil Sehat dan Bahagia mengupas tuntas serba-serbi seputar fase persiapan kehamilan, kehamilan, persalinan, maupun pasca persalinan (masa nifas dan menyusui). Betul-betul paket komplit! 

Kedua penulis merupakan pakar di bidangnya. Latar belakang pendidikan kedua penulis di bidang kebidanan dan kedokteran, tentu saja tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya.
***


Pertama kali membaca judul buku ini, saya langsung terkesan dengan jumlah bilangan yang disebutkan. Wow, 101! 

Ketika saya cermati isinya, bilangan itu memang pantas disematkan pada judul, karena isinya sangat padat informasi dan wawasan. 

Penulis menjelaskan dengan gamblang mengenai langkah-langkah persiapan yang dilakukan pada masa pra-kehamilan. Ini sangat penting untuk para calon ibu baru maupun ibu yang mau menambah momongan lagi.

Bab-bab berikutnya adalah informasi tentang masa kehamilan, persalinan, maupun pasca persalinan (nifas dan menyusui).

Satu tambahan bab terakhir ini menurut saya sangat menarik, yaitu mitos dan fakta seputar kehamilan, persalinan, dan menyusui. 

Selama ini kita tahu, cukup banyak mitos yang beredar di seputar kita, sehingga kadang kita sukar membedakan mana sih yang fakta atau yang mitos. Pernah dengar yang ini, kan? "Eh, jangan makan nanas, nanti bisa keguguran, lho." Kira-kira ini mitos atau fakta ya? Ada beberapa mitos dan fakta lain yang dijelaskan di sini.

Menurut saya, buku ini termasuk dalam katagori buku ilmiah populer. Penjelasan yang runut dengan gaya bertutur yang renyah, membuat buku ini enak dibaca. Apalagi ada tambahan tabel dan gambar pada beberapa bab, semakin memudahkan pembaca untuk memahami isi buku ini. Jika ilustrasi diberi warna tentunya akan lebih menarik lagi.

Sepertinya penulis dan penerbit juga ingin memanjakan pembacanya dengan memberikan tambahan bonus berupa rangkaian nama bayi dan makanan pendukung ASI, yang bisa kita unduh dari tautan yang diberikan.

Untuk harga yang dibanderol penerbit, saya rasa sangat terjangkau. Apalagi buku ini menawarkan pengetahuan yang cukup lengkap dan informatif bagi pembaca. Cocok juga untuk koleksi pribadi maupun hadiah buat orang kesayangan. 

Namun, harap berhati-hati pada efek samping membaca buku ini, ya. Mungkin Anda jadi ingin hamil (lagi) 😄

Selamat membaca dan menjadi ibu yang bahagia.





Sabtu, 26 Mei 2018

Resensi Novel Senja di Pokhara, Menembus Batas Kemustahilan


Informasi Novel
Judul: Senja di Pokhara
Penulis: Susi Hendarti
Penerbit: Jejak Publisher
Tahun terbit: 2017
Jumlah halaman: 187 halaman


Senja di Pokhara. Kesan romantis dan eksotis yang tertangkap dalam judul ini menguatkan ekspektasi saya akan isinya, dan membawa saya untuk menikmati lembar demi lembar novel ini.

Pada bab awal, novel ini menceritakan Nahda kecil yang ingin mengunjungi Nepal suatu hari nanti. Dari hal sederhana ini, dia menancapkan tonggak impian di dalam hati, dan terus menjaganya hingga dia beranjak dewasa. 

Hidup di tengah keluarga yang sederhana, tidak membuat Nahda berputus asa dan menyurutkan langkah. Dia terus berjuang untuk mewujudkan impiannya dengan ikhtiar tanpa henti.

Di tengah perjalanan terjal meraih impian, hati Nahda tertambat kepada sosok asing yang berbeda dalam banyak hal. Perjuangan meraih cinta dan impian Nahda harus terbentur oleh restu dari orang yang paling dicintainya. 

Ketika semua masalah berkelindan dan seakan menemui jalan buntu, Nahda memilih untuk kembali berpasrah diri kepada Tuhan. Tidak ada hal yang mustahil bagi-Nya. Ketika Dia berkehendak, semua masalah akan terurai satu persatu dengan indah.

Tidak berlebihan rasanya jika saya menyebut novel ini menarik. Saya terhanyut dengan jalan ceritanya, dan tiba-tiba menjadi melow ketika membaca di beberapa bagian yang memainkan emosi.

Diksi yang digunakan pun indah, bahkan beberapa kalimat memiliki makna filosofis cukup mendalam.

"Hiduplah kalian bersama impian, karena impian yang akan membawamu terbang melintas kemustahilan." (Hal. 9)

"Cinta bukan masalah jarak. Cinta adalah perkara hati yang bisa didekatkan berhimpit meski jarak membentang ribuan mil." (Hal. 45)

Saya terpesona dengan pemilihan sebagian setting cerita di tempat-tempat eksotis seperti Shimla, Kathmandu, maupun Pokhara. Saya merasa jika penulis lebih mengeksplorasi sisi-sisi unik dari tempat ini, akan menjadikan novel ini semakin menarik.



Novel ini bukan sekadar kisah cinta biasa, tetapi juga sarat perjuangan menggapai impian dan nilai-nilai religius. Tulisan yang mengingatkan kita bahwa tidak ada sebaik-baik penolong selain Tuhan. Tidak ada yang sanggup menembus batas kemustahilan selain kekuatan-Nya.

Di balik kegigihan Nahda, ada kerapuhan pada sosoknya, seperti halnya pada diri setiap manusia. 

Impian Nahda memberinya bahan bakar yang menyulutkan semangat untuk terus berjuang dan mengencangkan doa.

Novel "Senja di Pokhara" patut dibaca dan dihayati bagi siapa pun yang memeluk erat impiannya. 


Minggu, 24 Desember 2017

Jejak Kebaikan


Hidup di zaman now di mana semua serba digital, menyebabkan hilangnya sebagian kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Bahkan kita lebih memilih untuk bercengkarama dengan layar datar persegi daripada memerhatikan yang ada di sekeliling kita.

Terkikisnya rasa kepedulian ini kadang membuatku miris. Di beberapa situasi, pandangan lebih sering tertuju dunia maya di dalam gadget daripada mengamati dunia di sekitar kita.

Belum lagi adanya kasus kejahatan yang semakin marak terjadi di sekitar kita, baik kejahatan kerah putih maupun kriminal. Motif dan modusnya pun beragam. Hampir setiap hari media massa menayangkan berita kejahatan ini. Dengan dalih yen ora ngedan ora keduman (kalau tidak main gila tidak bakal kebagian), banyak orang yang menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan maupun kepuasan dirinya.

Betulkah masyarakat kita separah itu? Masih adakah orang-orang yang memiliki hati nurani dan kepedulian dengan sekitar? Masihkah ada setitik embun yang menyejukkan? 

Sampai suatu ketika aku dipertemukan dengan kejadian demi kejadian yang membuatku yakin bahwa masih banyak orang peduli di sekeliling kita.

Cerita 1
Beberapa kali aku menemukan sepasang suami istri tuna netra ini berobat di fasilitas kesehatan tempatku bekerja. Beberapa kali mereka datang bersama kerabat yang mengantar. Tapi tak jarang mereka datang bersama putrinya yang masih kecil. Jarak dari tempat tinggal mereka dengan ke tempat kerjaku ini lumayan jauh. Mereka harus beberapa kali ganti kendaraan umum. Namun di balik keterbatasan mereka, pasutri ini percaya bahwa kebaikan tertebar di tiap belahan bumi Allah. Ada orang yang dengan sukarela membantu mereka, mulai dari mencarikan kendaraan umum, menyeberangkan, bahkan sekedar menunjukkan jalan. 

Kegiatan Sosial di Barak Pengungsian 
Korban Banjir dan Tanah Longsor


Cerita 2
Kegiatan alumni identik dengan reuni untuk bernostalgia. Namun alumni salah satu SMU di Sukoharjo ini sedikit berbeda. Para alumni sepakat untuk menunjukkan sisi kepedulian kepada korban banjir dan tanah longsor di daerah Wonogiri. Kegiatan kemanusiaan ini dilakukan untuk meringankan beban dan menerbitkan senyuman para korban banjir dan tanah longsor. Hmm, patut ditiru, bukan?

Cerita 3
Waktu sepulang dari sebuah acara, aku berboncengan dengan suami melalui jalan raya Jogja-Solo yang sungguh ramai. Dari jauh kami melihat ada ibu penjual sayur yang menyeberang jalanan dengan sepedanya. Tak diduga, sepeda si ibu oleng sampai akhirnya dia terjatuh di tengah jalan, berikut sayur mayur yang dijualnya. Seketika banyak orang yang berdatangan untuk menolong si ibu. Seseorang dengan sigap lari ke tengah jalan untuk menghentikan laju kendaraan-kendaraan. Sedangkan orang-orang membantu meminggirkan si ibu, sepeda, dan barang-barangnya. Bahkan ada yang membelikannya segelas teh hangat dari warung terdekat. Kepedulian yang kami lihat ini sungguh spontan, tanpa ada skenario.

------

Di sekelilingku ternyata masih banyak orang yang memilih peduli dan berbuat baik. 

Aku melihat beberapa orang yang melakukan sedekah nasi bungkus ke orang-orang jalanan, tukang becak, ataupun pak ogah (sebutan untuk orang yang membantu mengatur lalu lintas).
Beberapa teman dan pasien lain yang menggenapi tagihan pengobatan dari pasien yang tidak kuat membayar.
Seorang pemilik toko bahan bangunan yang rutin memberikan donasi pembangunan masjid.
Seorang pemilik kios di pasar yang sukarela menjagakan kios sebelahnya ketika pemiliknya sedang sholat. 
Orang-orang yang kukenal mengorbankan waktunya untuk mengelola TPA (Taman Pendidikan AlQur’an) atau seorang ustadz yang mengisi kajian-kajian agama  dengan ikhlas lillahi ta'ala.  
MasyaAllah, itulah pahlawan kebaikan masa kini.

Kebaikan yang Universal

Kebaikan itu universal. Seperti yang dicontohkan manusia pilihan Allah, Muhammad SAW. Aku teringat sebuah kisah legendaris Nabi Muhammad SAW dengan pengemis Yahudi buta. 

Pengemis buta itu sudah lama menjadi hater Muhammad. Setiap saat dia menghina bahkan merendahkan Muhammad SAW. Meskipun demikian masih ada orang yang berbaik hati yang dengan lemah lembut menyuapinya setiap hari. 

Sampai suatu ketika orang yang menyuapinya tak lagi datang. Hingga Abu Bakar datang menawarkan diri untuk menyuapi si pengemis buta, berusaha berlaku lemah lembut dan menahan amarah karena terus mendengarkan hinaan pengemis atas Muhammad SAW. Si pengemis buta tahu kalau yang menyuapinya ini bukanlah orang biasanya. Dia pun menghardik Abu Bakar, “Kau bukanlah orang yang biasanya."

Abu Bakar menangis tersedu-sedan, “Ketahuilah bahwa orang yang biasa menyuapimu kini telah wafat, aku hanya ingin melanjutkan kebaikannya. Orang tersebut tak lain adalah Muhammad SAW, yang telah tiap hari kauhinakan."

Si pengemis buta tersentak dan cahaya hidayah Allah merasuk kuat ke dalam kalbunya. 

Betapa mulianya akhlak yang ditunjukkan sosok Muhammad SAW, Nabi akhir zaman. 

-----

Kepedulian dan kebaikan yang kita lakukan ibarat sebuah lingkaran domino, akan kembali lagi menyentuh diri kita. Bisa jadi doa yang diijabah oleh-Nya berasal dari orang yang menerima kebaikan kita. Bisa jadi ridha Allah turun karena kebaikan kecil yang kita sudah lupakan.

Tidak ada salahnya kita mengikuti perkembangan zaman. Namun cobalah sejenak untuk membuka mata lebar-lebar terhadap kejadian di sekitar kita. 

Angkatlah kepala kita untuk sesaat, dan amati sekeliling kita. 

Jadilah hero zaman now, bagian dari orang-orang yang peduli dan memutuskan untuk berbuat baik meskipun terlihat sederhana. 
Sesederhana melakukan donasi  melalui Dompet Dhuafa.

Semoga kita pun bisa membentang dan meninggalkan jejak kebaikan di muka bumi, untuk tujuan meraih ridha Illahi.

#BulanKemanusiaan
#HeroJamanNow
#MembentangKebaikan


Jumat, 22 Desember 2017

Novel Episodik Wattpad "Tiap Hari Jatuh Cinta"






 
Hai, sudah lama aku nggak berbagi cerita lewat blog ini.
Kebetulan sekarang ini aku lagi belajar nulis fiksi di wattpad, dan ada satu karya yang berhasil kuselesaikan dalam waktu 30 hari. Bermula dari challenge yang diadakan oleh Kamaksara, sebuah komunitas menulis, yang menantang anggotanya untuk menulis satu bab novel SETIAP HARI! *lebaymodeon


Yaah, mungkin buat yang sudah biasa nulis fiksi, itu bukanlah hal yang WOW...
Tapi buatku yang masih penulis amatiran ini, challenge ini bisa memaksaku memeras otak sampai keriiiiing (saking overnya diperas). 

Dan aku bisa menyelesaikan tantangan ini, adalah suatu prestasi bagiku *terharu

Novel "Tiap Hari Jatuh Cinta" ini terinspirasi dari kisah nyata milik pribadi dan orang-orang di sekitarku, tentunya setelah melalui modifikasi cerita.
Buat pecinta novel, boleh yuuk mampir ke lapak aku, uhuuk...
Silakan klik di sini untuk membaca cerita lengkapnya.


Berikut sinopsisnya "Tiap Hari Jatuh Cinta"
"Mustahil jika menjalani pernikahan tanpa masalah, karena suami istri bukanlah sepasang malaikat."
Novel ini berisi keseruan Intan dan Bima menghadapi berbagai kejutan manis pahit dalam kehidupan rumah tangga.
Perbedaan karakter keduanya memberikan warna dinamis dalam rumah tangga mereka.
Setiap babnya berisi liku-liku perjalanan rumah tangga Intan dan Bima, yang mampu mengaduk berbagai perasaan, mulai dari kesal, gemas, terharu, senang, dan sebagainya.
 
Bagaimana mereka mengolah kesalahpahaman menjadi bumbu penyedap pernikahan, agar tiap hari selalu jatuh cinta pada orang yang sama?
Siapkah Anda menjadi saksi kisah kasih Intan dan Bima?



.
.


Sabtu, 26 Agustus 2017

Resensi Novel Alestanova (Menjadi putri dari ibu secantik Rose adalah mimpi buruk yang tak pernah usai)



Informasi Buku :
Judul : Alestanova
Penulis : Piet Genta
Penerbit : Stiletto Indie Book
Jumlah Halaman : 268
Tahun terbit : 2017

Harga : Rp. 62.000,00

Alestanova mengusung tema yang unik dan berbeda dari novel kebanyakan. Banyak novel mengangkat liku-liku hubungan cinta antara pria dan wanita. Namun novel ini justru menitikberatkan pada konflik hubungan cinta antara ibu dan putri tunggalnya.
Judul novel ini diambil dari nama tokoh utama, Alestanova, gadis yang menyimpan masa lalu kelam saat masih remaja.
Konflik utama terletak pada kebencian Alesta kepada sang ibu, Rose. Alesta terlahir dari wanita cantik rupawan, dan hal tersebut mendatangkan masalah demi masalah untuknya. Kesalahpahaman muncul saat Rose yang sukses dalam karir mencoba meraih cinta Alesta dengan harta yang dimilikinya. Padahal bukan semua itu yang paling Alesta inginkan.
Hati Alesta perlahan membeku dan tidak lagi mempercayai cinta. Dia mulai menutup hati untuk mempercayai orang lain. Ketulusan orang-orang yang menyayangi  Alesta tak berhasil menyentuh hatinya.   
Alesta memilih lari dari kenyataan. Dia pergi membawa luka hati dan kebencian yang terpendam.
Kehadiran seorang pria dewasa mampu membuka hati dan mengubah cara pandang Alesta terhadap dunia. Pria yang menyadarkannya bahwa cinta menyatukan segala perbedaan. Cinta juga yang menyembuhkan segala luka.
Akankah Alesta mampu berdamai dengan dirinya sendiri dan memupus kebencian terhadap Rose yang tak pernah mengkhianatinya?
***

Sejak awal membaca novel Alestanova, saya terkesan dengan cara penulis menggambarkan sang tokoh utama. Penulis berhasil menghidupkan karakter tertutup dan sisi kelam kepribadian Alesta. Pembaca diajak larut dalam kesepian yang dirasakan Alesta.
Semua kesalahpahaman dalam perjalanan hidup Alesta, membuat saya merenung. Apakah kita sudah memberikan semua hal terbaik untuk anak-anak kita? Karena rasa cinta saja tidaklah cukup. Harus ada pengorbanan waktu, tenaga, perhatian, dan sikap yang nyata untuk melekatkan hubungan batin antara orang tua dan anak.
Keluarga berperan besar dalam membentuk fondasi kepribadian kokoh dan menyiapkan cara pandang anak-anak menjalani pahit manis kehidupan.
Perjalanan hidup Alestanova yang sarat hikmah membuat buku ini layak direkomendasikan untuk para remaja hingga kalangan orang tua.
Penulis memilih menerbitkan novel perdananya ini secara indie bekerja sama dengan Penerbit Stiletto Indie Book. Sayangnya ada beberapa kata salah ketik yang lolos dari pengeditan namun tak terlalu mengganggu esensi cerita.
Semoga penulis terus menghasilkan karya-karya terbaik untuk mewarnai dunia literasi Indonesia.
Anda bisa menikmati novel menarik ini dengan memesan langsung ke :
Stiletto Book
WA : 0881 273 1411
Line : stiletto_indiebook

Selamat membaca.

Jumat, 19 Mei 2017

#MemesonaItu Saat Saya Memutuskan untuk Bahagia





Pernahkah Anda merasa jenuh dengan hidup yang sepertinya begitu-begitu saja? Jebakan rutinitas sehari-hari membuat hidup terasa membosankan.
Ditambah lagi, saat melihat keadaan orang lain yang mampu meraup sukses secara finansial, kita pun terpengaruh oleh bisikan nafsu duniawi. Siapa pula yang tak tergoda untuk meraih kondisi mapan dan berkecukupan?
Saya pun pernah merasakan hal ini. Jenuh, iri, tak puas diri, mudah putus asa, dan perasaan negatif lainnya. Lalu, apa yang  saya peroleh dari semua perasaan negatif tersebut? Tak ada! Justru saya semakin tidak bahagia, atau istilahnya capek sendiri.
Tak ingin terpuruk semakin dalam, hati saya berbisik untuk sudah saatnya berkata STOP. Bagaimanapun juga, saya harus mengembalikan kebahagiaan yang sempat memudar.
Lantas apa yang saya lakukan untuk menjadi pribadi yang kembali berbahagia?
1.      Mulai kurangi mengeluh
Kita secara alami menyukai keindahan duniawi. Namun saat hal itu sudah menjadi satu-satunya tujuan hidup, kita jadi mudah mengeluhkan hal-hal yang tidak kita miliki.
Misalnya, kapan ya bisa beli mobil bagus? Kapan bisa punya uang banyak untuk jalan-jalan?
Tak ada untungnya kita mengeluh, karena hanya membuang waktu dan energi saja. Lebih baik jika kita fokus untuk meraih tujuan hidup.

2.      Bersyukur setiap saat
Pasti akan selalu ada alasan untuk kita bersyukur. Mulailah dengan mensyukuri hal-hal yang kita miliki. Bersyukur atas setiap tarikan napas, nikmat kesehatan, keluarga yang hangat, pekerjaan yang kita jalani, teman dan lingkungan yang baik, serta masih banyak lagi. Saya pun mulai berhenti mendongakkan kepala dan membandingkan diri dengan orang lain yang keadaannya di “atas” saya. Ternyata masih banyak orang di sekitar saya yang hidupnya jauh lebih sulit.

3.      Lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Cinta
Apa tujuan hidup kita? Hanya sebatas mengejar kesuksesan dunia saja, atau ada tujuan yang lebih hakiki? Saya perbaiki kualitas hubungan spiritual dengan Sang Maha Cinta. Setiap dilanda kesusahan hati, tempat saya mengadu pertama kali adalah kepada-Nya.

4.      Menciptakan kebahagiaan kita sendiri
Buatlah diri kita senyaman mungkin, dan bukalah hati untuk merasakan kebahagiaan dengan cara sederhana. Bercengkerama bersama keluarga atau pasangan, menyalurkan hobi atau passion, bahkan sekadar menikmati waktu untuk me-time.

Me-time saya luangkan untuk membaca

Salah satu hal yang mampu membuat perasaan saya nyaman adalah saat mencium aroma wewangian lembut yang menguar di udara. Baru-baru ini, saya mencoba varian wewangian dari Vitalis Body Scent.
Wewangian ini harganya terjangkau, namun jangan salah, keharumannya sungguh elegan. Ada enam varian dari Vitalis Body Scent ini, yakni Vitalis Blossom, Vitalis Bizarre, Vitalis Breeze, Vitalis Belle, Vitalis Bless, dan Vitalis Blissful. Anda bisa memilih mana yang paling cocok dengan kepribadian Anda.
Pilihan saya pun jatuh pada Vitalis Blossom. Wanginya merupakan kombinasi floral powdery dari bunga iris, plum, rose, dipadu dengan aroma vanilla dan musky. Paduan unik ini memberikan sensasi wewangian lembut yang membuat kita makin memesona dan percaya diri. Menurut saya, wewangian dengan aroma lembut dan manis ini sangat feminin, cocok untuk Anda yang kurang menyukai tipe wewangian yang tajam. Dengan Vitalis Blossom, hari-hari saya pun semakin segar.
Terinspirasi oleh tagline dari Vitalis Blossom ini, ignite your charm reach your star, saya pun memilih meraih bintang kebahagiaan dalam diri untuk makin memancarkan pesona. 

#Memesonaitu saat saya memutuskan untuk berbahagia, meskipun dengan cara yang sederhana. Ini adalah cerita #Memesonaitu saya. Bagaimana dengan cerita #Memesonaitu Anda? Yuk, berbagi inspirasi lewat http://www.pesonavitalis.com/memesonaitu/


Jumat, 28 April 2017

Bisnis Buku Parenting dan Anak Bukan Sekadar Bisnis

Marhamah Za, atau kerap dipanggil Amah, seorang pegiat baca yang sangat mencintai buku. Sebagai seorang ibu, Amah tentunya ingin membekali diri dengan banyak membaca ilmu-ilmu tentang parenting. Sayangnya, akses untuk mendapatkan buku pilihannya sangat terbatas. Perpustakaan hanya berada di kota kabupaten, sedangkan di daerah tempat tinggalnya belum ada toko buku. Akhirnya Amah pun mencari dan membeli buku-buku pilihannya secara online.
Aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga tak lantas membuatnya berdiam diri. Berawal dari empatinya terhadap para orangtua yang ingin mendapatkan bacaan bermutu tetapi terkendala dengan sulitnya akses untuk membelinya. Hal inilah yang mendorong Amah untuk merintis bisnis jualan buku secara online, terutama buku bacaan anak-anak, parenting, dan islami. Passion-nya di dunia pustaka membuatnyamenjalankan bisnisnya dengan sepenuh hati.
Mulailah Amah mencari peluang untuk menjadi marketer dari para penerbit dan agen, tapi kebanyakan dari mereka mengeluarkan syarat modal sebesar satu hingga lima juta rupiah. Sungguh nominal yang tak sedikit, karena saat itu Amah sedang mengalami keterbatasan modal.
Berkat kegigihannya untuk terus melakukan pencarian, Allah pun membukakan peluang bagi Amah sebagai salah satu marketer dan  reseller buku-buku karya Ibu Elly Risman, seorang pakar parenting.
Promosi pun mulai dilakukan sebatas lewat grup-grup WA. Tapi apa yang terjadi kemudian? Pada minggu pertama, Amah berhasil menjual sebanyak empat belas eksemplar. Sebuah respon yang sangat menggembirakan, karena buku-buku jualannya banyak diminati para orangtua. Bahkan banyak di antara pelanggannya yang melakukan repeat order. Hal ini sungguh membesarkan hatinya.
Amah mulai berani berinovasi dengan  mekanisme promosinya. Selain lewat grup-grup WA, kini ia pun merambah facebook sebagai ajang untuk promosi. Dia meyakini bahwa kekuatan media sosial yang digarap secara optimal akan memperluas jaringan pemasarannya.
Biasanya dia hanya memegang stok dua sampai lima eksemplar, kemudian dipromosikan lewat facebook dan dilihat bagaimana respon  dari konsumen. Jika peminat suatu buku cukup tinggi, maka dia berani untuk memesan lebih banyak buku.
Dari sekian tema buku yang Amah jual, buku dengan peminat paling tinggi adalah Parenting++ (Elly Risman dan keluarga), Islamic Parenting, Juz’Amma Sains dan Seri Amazing.

Buku Seri Amazing

Buku Best Seller

Buku Best Seller


Selain menyediakan buku-buku bermutu untuk para orangtua dan anak, Amah juga tak segan untuk membantu calon konsumennya menentukan jenis buku sesuai kebutuhannya. Berawal dari kecintaannya kepada dunia literasi, membawanya untuk andil dalam menyebarkan manfaat melalui buku.
Bagi Amah, bisnis buku parenting dan anak bukanlah sekadar bisnis. Menularkan kecintaan membaca kepada orang lain sama artinya dengan menularkan semangat dalam menuntut ilmu. Tak hanya anak-anak yang perlu belajar. Karena sejatinya, menjadi orangtua pun adalah proses belajar tiada henti.
Anda yang tertarik untuk berkonsultasi lebih lanjut tentang buku parenting dan anak, bisa hubungi Amah melalui kontak berikut ini :
SMS/WA : 082388529730
Facebook : Marhamah Za
FP : Kedai Buku Rasyman