Today is a big day for Aizar...
Yeah, kata-kata itu yang menghiasi timeline facebook-ku pagi ini
Ceritanya nih, hari ini adalah hari pertama Aizar masuk sekolah
Wow harusnya seneng dong, bangga dong, anak keduaku ini udah mulai sekolah
Tapiii...Aizar didaftarkan sekolah karena hal-hal di luar dugaan kami
Terkesan mendadak dan kurang terencana
Iya, Aizar ini baru berusia 2,5 tahun, usia yang terlalu dini untuk dimasukkan ke Kelompok Bermain
Lagipula sifatnya yang pemalu dan agak lama untuk beradaptasi di lingkungan baru
Beda banget sama kakaknya, Raina, yang punya sifat pemberani dan mudah bersosialisasi...
Sehari-hari Aizar ini diasuh oleh Bude Siti, pengasuhnya sejak bayi (Hiks, maafkan ibu bapak yang harus bekerja...) dan Fathiya, anak bungsuku, dititipkan ke mantan tetangga yang jaraknya sekitar 2 km dari rumah
Seminggu yang lalu, tanpa dinyana pengasuh Fathiya datang ke rumah dan berkata bahwa sementara dia tak bisa mengasuh Fathiya karena tensi darahnya tinggi dan rematik di kakinya kambuh
Sampai waktu yang tak bisa ditentukan
Fiuh, padahal kami sudah sangat percaya padanya...
Kecewa pasti, sedih iya...
Semua pasti ada jalan yang terbaik
Oke, setelah berdiskusi panjang dan lebar dengan suami akhirnya diambillah satu keputusan
Bude Siti kami minta untuk mengasuh Fathiya
Karena menurut pertimbangan kami, jika kami mengambil pengasuh baru lagi pasti butuh adaptasi untuk Fathiya
Tapi kasian juga kalau Bude Siti harus momong dua balita, ga tega...
Akhirnya, terpaksa kami titipkan Aizar ke PAUD/TK Alam ELC Kids, sekolah yang sama dengan kak Raina yang sudah TK A
Tadi pagi, adalah hari bersejarah untuk Aizar, ciee...
Bersama kak Raina, mereka kami antar ke sekolah
Kak Raina sudah berjanji bahwa dia akan slalu menjaga dan mendampingi adiknya di sekolah (ouuh, my sweet girl...)
Karena menghadapi lingkungan baru, Aizar langsung menangis keras-keras saat aku gandeng ke gerbang sekolah
Bunda (sapaan guru di PAUD ini) dengan lembut menyambut kami, dan langsung meyakinkan aku untuk mantap meninggalkan Aizar di sekolah
"Ga apa-apa Bu, wajar kok kalau Aizar nangis. Silahkan ditinggal aja, nanti saya gendong, biar dia beradaptasi dulu..." kata Bunda Ida menenangkanku
Hiks, ga tega sebenarnya ninggalin Aizar
Dalam hati aku terus berdoa semoga kamu cepat beradaptasi ya anakku yang sholih...
Alhamdulillah...bapaknya cerita saat menjemput Aizar, dia sudah biasa dan tidak menangis
Yap, akan selalu ada yang pertama
Waktu berlalu sangat cepat, dan Aizar kami sudah tumbuh besar
Doa yang tiada henti dari ibumu...
Sore hari saat mati lampu, 16 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar